PEKANBARU - Tahun 2024 ini, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menargetkan kasus stunting tidak ada lagi di Pekanbaru. Upaya penanganan stunting di Kota Pekanbaru berlanjut agar kasus stunting tidak ada lagi.
Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun mengatakan angka prevalensi stunting cenderung positif pada tahun 2023 lalu. Hasil survei Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun lalu menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di bawah lima persen.
"Maka kita optimis di tahun 2024 ini bisa nol persen, karena hasil survei SSGI, angka prevalensi stunting sudah di bawah lima persen," ujar Muflihun.
Dalam penanganan stunting, dirinya menyebut tidak ada kendala. Namun begitu, dirinya menyadari kasus stunting masih ada di Kota Pekanbaru.
Menurutnya, saat ini ada tren penurunan kasus stunting secara bertahap setiap tahunnya. Ia mengakui tidak mungkin kasus stunting yang ada selama ini tiba-tiba nol.
"Kendala tidak ada, namanya banyak kan bertahap, tidak mungkin langsung nol. Itu bohong namanya," katanya.
Berdasarkan Data Tim Percepatan dan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pekanbaru, Muflihun mengatakan bahwa angka prevalensi stunting di Kota Pekanbaru memang fluktuatif. Ada kenaikan angka prevalensi stunting pada tahun 2022 silam.
Pada tahun 2022 lalu, angka prevalensi stunting sempat naik menjadi 16,8 persen dari 11,4 persen pada tahun 2021.
"Tahun ini kita targetkan zero stunting, atau tidak ada lagi kasus stunting di Kota Pekanbaru," ungkapnya.
Ditegaskannya, tugas menurunkan angka stunting merupakan salah satu arahan dari pemerintah pusat. Mereka tidak hanya menanggulangi stunting tapi juga mengentaskan kemiskinan ekstrem. (adv)
Editor | : | |
Kategori | : | Pekanbaru |